he's mY faThEr

he's mY faThEr
mY faTheR

iT's mE

iT's mE
roCk n RoLL

Welcome to my blog

Welcome

Kamis, November 22, 2007

Pengajaran Tabernakel Dalam Terang Mempelai (bag 3)

3. Penyelesaian

Kita pelajari dari luas dinding tabut = ?( 2.panjang + 2.lebar ) x tinggi

= ?(???? 2 . 2,5 ?+ ?2 . 1,5 ) x ??1,5 ??

= ?(????????? 5???? +?????? 3??? ) x?? 3/2

= ???????????????????8 ???????????????x ???3/2? ????= ????12

Angka 12 menunjuk Yerusalem Baru, mempelai wanita Tuhan yang sempurna.

Wahyu 21:12, 14, 2
21:12 Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel.
21:14 Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu.


Yerusalem Baru, kota mempelai = mempelai wanita Tuhan.

Wahyu 21:2
21:2 Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

Hanya mempelai wanita Tuhan yang masuk kota Yerusalem Baru.

Proses penyelesaiannya adalah lewat persekutuan.

Yohanes 15:1-2
15:1. "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
15:2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.

Untuk terciptanya persekutuan tubuh Kristus yang benar, dimulai dengan mencari pokok anggur yang benar yaitu Yesus/ firman pengajaran yang benar [Yohanes 1:1, 14].

Persekutuan sama dengan makan bersama dari sari-sari pokok. Dalam Yohanes 15, ada 3 macam persekutuan:
1) persekutuan carang dengan carang [ay 9-17]
2) persekutuan carang dengan pokok [ay 1-8]
3) persekutuan carang dengan dunia [ay 18-27]



Kita akan membahas yang pertama dan kedua saja.

1) Persekutuan carang dengan carang, yaitu persekutuan dengan sesama dalam tubuh Kristus.
Yohanes 15:12
15:12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.

Saling mengasihi, prakteknya: jangan berhutang apa-apa, terutama hutang dosa.
Roma 13:8-9
13:8 Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
13:9 Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!

Saling mengasihi mulai dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan sampai antara kafir dan Israel.

Hari-hari ini harus kita gunakan untuk melunaskan hutang-hutang dosa lewat saling mengaku dan saling mengampuni.

Yang merusak hubungan carang dengan carang adalah apabila sudah berdosa, tidak mengaku malah menyalahkan orang lain.

Biar carang yang keras ditetesi darah Yesus sehingga bisa melembut, bisa mengaku dosa sehingga terjadi kesatuan.


2) Persekutuan carang dengan pokok yaitu persekutuan tubuh dengan kepala (dihubungkan dengan leher). Praktek hubungan tubuh dengan kepala (leher) yaitu: ?

- penundukan, taat dengar-dengaran.
- hubungan kesucian. Jika carang melekat pada pokok, akan dibersihkan/ disucikan.
- hubungan penyembahan

Lewat penyembahan, kita mengalami kasih Allah/ kasih mempelai.
1 Timotius 2:8
2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

Jika tangan/ perbuatan suci, hati suci dan mulut suci [Mazmur 24:3-4], kita bisa menyembah Tuhan dan kita akan mengalami kasih mempelai.
Roma 8:35-37
8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
8:36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Kita mutlak membutuhkan kasih Allah sebab posisi kita di akhir jaman seperti domba sembelihan, tidak berdaya. Dalam Wahyu 19 digambarkan seperti wanita yang hendak melahirkan.

Jika kita merasa kuat/ mampu, kita tidak akan pernah merasakan kasih Allah.

Jika kita merasa hanya tanah liat belaka, tidak mampu, tidak layak, tidak berdaya, kita akan mengalami kasih Allah.


Kegunaan kasih Allah:

a. Membuat kita tetap bertahan, melekat pada Tuhan sekali pun menghadapi penderitaan, dll.
Kita tidak kecewa/ putus asa, tetap mengasihi Tuhan, tidak terpisah dari Tuhan.
Seringkali kita diijinkan mengalami sengsara/ penderitaan, maksud Tuhan adalah supaya kita berharap pada Tuhan saja, melekat pada Tuhan, mengasihi Tuhan saja. Tuhan tidak mau orang lain campur tangan.
Dalam 2 Samuel 6, waktu tabut perjanjian diangkut dengan pedati, lembunya tergelincir karena tabut perjanjian tidak dipikul. Ini yang seringkali salah dalam pemberitaan Kabar Mempelai, tidak mau memikul tetapi mencari yang enak bagi daging (naik pedati), misalnya mencari yang gratis, dll; akibatnya sering tergelincir.
Saat tergelincir, Uza mengulurkan tangan untuk memegang tabut supaya tutupnya tidak terpisah dari peti, akibatnya mati. Tuhan tidak mau campur tangan orang lain, Tuhan cemburu. Jika berharap orang lain, ada campur tangan orang lain, akan hancur, mati.
Dalam pekabaran Kabar Mempelai, Tuhan rindu kita melekat pada Tuhan, berharap sepenuh kepada Tuhan, mengasihi Tuhan, bertahan bersama Tuhan. Kasih Tuhan tidak pernah bergeser sedikit pun dari hidup kita, seperti tutup dengan peti perjanjian.

b. Membuat kita menyerang/ mengalahkan musuh, menjadikan kita lebih dari pemenang.

Kalau pemenang, berarti kita kuat menang melawan musuh yang lemah.
Lebih dari pemenang, artinya:
- kita tidak berdaya seperti domba sembelihan tapi bisa menang menghadapi musuh/

kekuatan yang lebih dahsyat oleh karena kasih Allah yang berperang ganti kita.
- seperti jemaat Laodikia.

Ada 7 pemenang dalam kitab Wahyu.

Jemaat Laodikia dalam kejatuhan, hanya seperti muntah (paling najis, jahat), tidak berharga namun diangkat paling tinggi sampai di tahta Allah.
Wahyu 3:20-21
3:20 Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
3:21 Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.


Tuhan sedang mengetok hati kita. Jika kita mau mengaku apa adanya, kasih Tuhan mampu membuat kita bertahan, memberi kemenangan untuk menyelesaikan semuanya bahkan kasih Tuhan mampu mengangkat kita sampai di tahta Allah.

Pengajaran Tabernakel Dalam Terang Mempelai (bag 2)

2. Proses

Proses untuk menjadi mempelai wanita Tuhan, kita pelajari dari dinding/ sisi tabut. Ada 3 proses:

a. Kita lihat dari panjang 2,5 hasta = 5/2
Angka 5 menunjuk korban Kristus, kematian Tuhan
Angka 2 menunjuk bersama-sama/ berdua
Artinya: pengalaman kematian bersama Yesus.

Kolose 3:3
3:3 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.

Pengalaman kematian bisa berbeda-beda bentuknya antara masing-masing orang namun prakteknya harus sama yaitu diam dan tenang.

Yesaya 30:15
30:15 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."

- Diam????????? : ?berdiam diri, memeriksa diri sendiri.
Seringkali dalam pengalaman kematian kita cenderung menyalahkan orang lain, akan hancur.
Yang benar, dalam pengalaman kematian, kita memeriksa diri.
Jika kita salah, harus mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama, dosa dipaku di kayu salib, kita diampuni dan jangan berbuat dosa itu lagi, bertobat (berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Allah).
Jika tidak salah, berarti kita sedang mengalami percikan darah.

- Tenang?????? : ?menguasai diri.
1 Petrus 4:7
4:7. Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Dalam pengalaman kematian, yang harus dikuasai adalah kecenderungan untuk berharap orang lain. Sering dalam pengalaman kematian, kita melupakan Yesus dan berharap orang lain.
Jika kita bisa menguasai diri, tidak berharap orang lain maka kita bisa berdoa, mempercayakan diri sepenuh kepada Tuhan.

Diam dan tenang bagaikan mengulurkan 2 tangan kepada Tuhan, maka tangan Tuhan juga akan diulurkan sebagai kekuatan untuk menolong kita, menyelesaikan masalah. Ini sudah Tuhan praktekkan, saat perahu murid-murid menghadapi angin dan gelombang, Tuhan berkata: ?Diam dan tenang!?, ?maka angin ribut dan gelombang pun reda. Jika tidak diam dan tenang, akan cepat tenggelam.

Jika kita diijinkan menghadapi pengalaman kematian bersama Tuhan, ada 2 keuntungan yaitu:
- kita bisa melihat kuasa pertolongan Tuhan sehingga kita bisa bersaksi
- kita mengalami keubahan hidup, diproses untuk menjadi mempelai wanita Tuhan


b. Kita lihat dari lebarnya 1,5 hasta = 3/2

Angka 3 menunjuk kebangkitan, Yesus bangkit pada hari ke 3
Angka 2 menunjuk bersama-sama/ berdua
Artinya pengalaman kebangkitan bersama Tuhan. Prakteknya:

1) Mencari perkara di atas, dimana Yesus duduk disebelah kanan Allah Bapa sebagai Imam Besar, ini menunjuk ibadah pelayanan.

Kolose 3:1-2
3:1. Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Mencari perkara di atas artinya setia dalam tahbisan dan ibadah pelayanan.
Terutama rekan-rekan gembala, harus setia dalam penggembalaan. Jangan karena mencari perkara di bawah/ perkara jasmani, sampai meninggalkan penggembalaan. Jika tidak setia, tidak akan mengalami pengalaman kebangkitan.

2) Hidup dalam kebenaran.

Roma 4:25
4:25 yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.

Jika setia dan benar, bagaikan memiliki ikat pinggang.
??????????? Yesaya 11:5
11:5 Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.


??????????? Kegunaan ikat pinggang:

1)?? supaya pelayanan kita memuaskan Tuhan
Lukas 17:7-8
17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

Jangan menuntut sesuatu dalam pelayanan.
Melayani dengan berikat pinggang sama dengan memberi Yesus makan dan minum, memuaskan Yesus.

Hasilnya: kita akan dipuaskan Tuhan dan urusan makan minum adalah urusan Tuhan.


2)?? untuk merapikan
Jika kita setia dan benar, hidup kita (nikah, pelayanan, dll) akan rapi dan teratur.


c. Kita lihat dari tingginya 1,5 hasta = 3/2

Angka 3 menunjuk Allah Tritunggal dalam pribadi Yesus sebagai mempelai dalam kemuliaan.
Angka 2 menunjuk bersama-sama
Artinya: pengalaman kemuliaan bersama Yesus.

Kolose 3:4
3:4 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Praktek kemuliaan adalah pembaharuan. Dalam tabernakel sama dengan proses penyalutan kayu penaga yang hitam, keras bergetah, disalut luar dan dalam dengan emas murni.

Proses pembaharuan mulai dengan mematikan yang lama:

-???? mematikan 6 perbuatan dosa (di luar/ lahiriah)
Kolose 3:5-7
3:5. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu (1)percabulan, (2)kenajisan, (3)hawa nafsu, (4)nafsu jahat dan juga (5)keserakahan, yang sama dengan (6)penyembahan berhala,
3:6 semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).
3:7 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.

- ??? mematikan 6 tabiat dosa (di dalam/ batin)
Kolose 3:8-9
3:8. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu (1)marah, (2)geram, (3)kejahatan, (4)fitnah dan (5)kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
3:9 Jangan lagi kamu saling (6)mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,

Selama masih ada dusta, berarti semua perbuatan dan tabiat dosa masih belum dimatikan, masih tetap kayu penaga, tidak bisa diubahkan.

Setelah mematikan yang lama, baru ada pembaharuan.

Kolose 3:10-14
3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
3:11 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
3:12. Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah (1)belas kasihan, (2)kemurahan, (3)kerendahan hati, (4)kelemahlembutan dan (5)kesabaran.
3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan (6)ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah (7)kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Kita disalut luar dan dalam dengan emas/ 7 tabiat Yesus yang sempurna sampai kita menjadi mempelai wanita Tuhan, sama mulia dengan Tuhan.

Pengajaran Tabernakel Dalam Terang Mempelai (bag 1)

Di atas gunung Sinai, Musa menerima 2 hal yaitu tabernakel dan dua loh batu
Keluaran 24:12

24:12. TUHAN berfirman kepada Musa: "Naiklah menghadap Aku, ke atas gunung, dan tinggallah di sana, maka Aku akan memberikan kepadamu loh batu, yakni hukum dan perintah, yang telah Kutuliskan untuk diajarkan kepada mereka."
Tabernakel dan dua loh batu yang jasmani sudah hancur, yang ada sekarang dalam arti rohani adalah pengajarannya, yaitu:


1. ? Tabernakel???????????? :? Pengajaran Tabernakel yang sentralnya adalah melakukan kehendak Tuhan.
Dalam terjemahan lama, Tuhan memerintahkan Musa membuat tabernakel: ?hendaklah kau buat??.
Tidak boleh berbeda sedikit pun, harus sama persis sesuai kehendak Tuhan.
Istilah Pdt. Totaijs, Pengajaran Tabernakel harus persis, tidak boleh ditambah, dikurangi atau diubah karena merupakan kehendak Tuhan.


2. ? Dua loh batu ????????? : ?Pengajaran Mempelai yang sentralnya adalah kasih Allah.
Dua pengajaran ini tidak boleh dan tidak bisa dipisahkan.


Tabernakel tanpa 2 loh batu sama dengan kosong. Pengajaran Tabernakel tanpa kasih sama dengan kosong. Dalam 1 Korintus 13, apa saja tanpa kasih adalah kosong, tidak ada artinya.
Sebaliknya, tanpa tabernakel maka dua loh batu ?mau diletakkan dimana? Mustahil. Demikian pula Pengajaran Mempelai tanpa kehendak Allah adalah mustahil.
Jadi, kedua pengajaran ini tidak boleh dan tidak bisa dipisahkan. Jika disatukan, keduanya disebut Pengajaran Tabernakel dalam terang mempelai atau Pengajaran Mempelai dalam terang tabernakel. Ini yang dicetuskan oleh Pdt. In Yuwono sebagai Kabar Mempelai.

Pada tahun 1982, pengajaran ini dibawa ke Filipina. Saat itu diproklamirkan sebagai Kabar Mempelai Internasional.
Kabar Mempelai mempersiapkan gereja Tuhan untuk menjadi mempelai wanita Tuhan. Banyak sebutan untuk gereja Tuhan tapi di kitab Wahyu sebutan terakhir adalah mempelai wanita. Dalam tabernakel digambarkan sebagai tabut perjanjian.


Tabut perjanjian terdiri dari 2 bagian:

1. Tutup pendamaian, dari emas murni, menunjuk Allah Tritunggal dalam wujud pribadi Yesus sebagai mempelai laki-laki Surga. Tutup menunjuk Yesus, 2 kerub menunjuk Allah Bapa dan Allah Roh Kudus.
2.Peti dari kayu penaga (hitam, keras, bergetah, menunjuk manusia berdosa) yang disalut emas murni, menunjuk gereja Tuhan yang disalut tabiat Illahi menjadi mempelai wanita Tuhan.
Untuk menjadi mempelai wanita Tuhan, ada proses/ ukurannya yang kita pelajari dari tabut perjanjian.


Keluaran 25:10
25:10. "Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya.

Ukuran tabut perjanjian:?? panjang = 2,5 hasta; ??lebar = 1,5 hasta; ??tinggi = 1,5 hasta.
Dari ukuran ini, kita mendapatkan 3 hal (3 ukuran) untuk menjadi mempelai wanita Tuhan.

1. Dasar/ alas
Untuk menjadi mempelai wanita, harus punya dasar.
Kita pelajari dari luas alas tabut ????? = ?panjang x lebar
= ??????2,5?? ?x ??1,5
= ??????5/2? ??x ??3/2? ??
= ??????(5 x 3) / 4


Angka 4 menanggung angka 5 dan angka 3.

Angka 4 menanggung angka 5

Angka 4 menunjuk 4 Injil

Angka 5 menunjuk 5 luka Yesus yang utama untuk penebusan: 2 di tangan, 2 di kaki, 1 di lambung
Artinya: Injil yang memberitakan tentang Yesus yang disalibkan, disebut Injil Keselamatan

Efesus 1:13
1:13 Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.
Injil keselamatan untuk membawa orang berdosa supaya diselamatkan: percaya Yesus, bertobat, dibaptis air, dibaptis Roh Kudus.
Injil keselamatan disebut juga kabar baik.

Amsal 25:25
25:25. Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar baik dari negeri yang jauh.

Angka 4 menanggung angka 3

Angka 4 menunjuk 4 Injil

Angka 3 menunjuk Allah Tritunggal dalam pribadi Yesus dalam kemuliaan sebagai mempelai laki-laki Surga
Artinya: Injil yang memberitakan tentang Yesus dalam kemuliaan sebagai mempelai laki-laki Surga yang akan datang kedua kali.

2 Korintus 4:3-4
4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Injil tentang kemuliaan Kristus disebut Kabar Mempelai, firman pengajaran.
Kabar Mempelai merupakan milik semua gereja yang berpegang pada firman dalam Alkitab sebab semuanya tertulis dalam Alkitab.

Firman penginjilan dan firman pengajaran merupakan dasar untuk menjadi mempelai wanita Tuhan.

Mengapa YESUS disebut sebagai MEMPELAI PRIA SORGA?

Dalam Yohanes 1:29, Yohanes memperkenalkan pribadi Yesus sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Ini mempunyai arti bahwa Yesus adalah Penebus/Juruselamat bagi dunia ini. Sedangkan pada ayat 36, lebih khusus lagi Yohanes ingin memperkenalkan bahwa Yesus sebagai Anak Domba Allah (tanpa ada kata menghapus dosa dunia). Bila kita lihat dalam Wahyu 19:7 disebutkan "... Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba dan pengantin-Nya telah siap sedia."Ini mengandung pengertian yang dalam, bahwa Yesus bukan hanya sebatas Juruselamat bagi dunia ini (Anak Domba yang telah disembelih yang menunjuk pada korban Kristus di kayu salib untuk menghapus dosa dunia - Wah. 5:9), tetapi lebih lagi,Yesus adalah Mempelai Pria.Dalam Perjanjian Lama pun, Tuhan memperkenalkan diri-Nya sebagai Suami/Mempelai Pria. Yesaya 54:5 menyebutkan "Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau ...", dipertegas lagi dalam Yesaya 62:5 "Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu." Demikian juga Hosea 2:18 menyebutkan "Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang

Kristen sekualitas Bintang

3. Menjadi Bintang→ Wahyu 1:16

Pengertian Bintang
1) Secara khusus→ menunjuk gembala yang harus menyinarkan sinar keteladanan bagi siding jemaat, kalau tidak berarti bintang yang gugur
2) Secara umum→ kehidupan dipakai Tuhan→ Imam-imam dan Raja-raja


Bintang juga berbicara janji Allah kepada Abraham. Ada 3 hal tentang keturunan yang dijanjikan Allah kepada Abraham
1) Seperti Debu Tanah (Kej 13:16)
2) Seperti Pasir di Tepi Laut (Kej 22:17)
3) Seperti Bintang (Kej 22:17)

Ketiga hal tersebut menunjuk kepada 3 kualitas orang Kristen

1. Seperti Debu Tanah→ kehidupan yang hanya mementingkan perkara duniawi, selalu memikirkan hal-hal lahiriah.
a).1 Kor 15:19 mengatakan orang seperti itu adalah orang paling malang dari segala manusia.]
b).Kej 3:14→Debu tanah hanyalah makanan ular→ artinya kehidupan sekualitas Debu Tanah adalah mangsa si Iblis dan puncaknya menjadi mangsa Antikris dijaman Antikris 3,5 tahun.
c).2 Tim 2:20-21→Sarana bagi debu untuk dipakai sebagai barang mulia(bintang), yaitu dengan menyucikan diri

2. Seperti Pasir di Tepi Laut
Mat 7:26-27→”26Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya diatas pasir.27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.

Kehidupan Kristen yang hanya sekualitas pasir di laut tidak akan kuat ketika dilanda hujan(atas), banjir(bawah), dan angina(samping), bangunan rohaninya akan rubuh dan hebat kerusakannya. Itulah orang BODOH yang mendirikan rumahnya di atas pasir, bedakan dengan orang yang mendengar dan melakukan digambarkan bagai orang bijaksana, ketika dating pencobaan yang sama bangunan rohaninya tidak rubuh karena didirikan di atas batu itulah Kristus batu karang yang teguh.


Sebab itu jadilah bijaksana dengan melakukan FirmanTuhan setelah mendengar. Bukan mendengar untuk melupakan tetapi mendengar untuk melakukan sampai Firman tersebut menjadi daging dalam hati kita pada akhirnya. Amin

Minggu, November 18, 2007

Di Sion ada keselamatan

Bacaan: Yesaya 33:1-2, 5-6 Hanya kepada Tuhanlah kita dapat berseru, memohon pertolongan dan perlindungan-Nya. Jika kita datang kepada-Nya, maka Tuhan akan membawa kita ke suatu tempat aman yang telah Dia sediakan, yaitu gunung Sion, yang penuh keadilan dan kebenaran. Di sana terdapat keselamatan sehingga pada saat kita berseru di dalam nama-Nya, akan diselamatkan (Yoel 2:32). Selain itu Sion adalah rumah Tuhan, tempat Firman pengajaran disampaikan (Yesaya 2:3). Yesaya 33:5-6 menyebutkan bahwa kekayaan yang menyelamatkan dan harta benda Sion adalah hikmat dan pengetahuan, serta takut akan Tuhan. Oleh hikmat dan pengetahuan, rahasia Allah dibukakan melalui Firman pengajaran-Nya sehingga kita dapat mengenal Kristus (Kolose 2:2-3). Pada saat kita mengerti Firman-Nya, kita dapat terlepas dari kuasa dosa sehingga dapat berbuat kebaikan. Takut akan Tuhan berarti mau mendekat kepada-Nya dengan segala kerendahan hati, sehingga hal ini akan mendatangkan berkat yaitu kekayaan, kehormatan, dan kehidupan (Amsal 22:4). Merupakan suatu kebahagiaan apabila kekayaan, kehormatan, dan kehidupan kita dapat dikorbankan untuk ibadah dan pelayanan kepada Tuhan, seperti janji-Nya bahwa lebih berbahagia memberi dari pada menerima. Berkat Sion di dalam Firman pengajaran sungguh luar biasa kuasanya. Oleh-Nya kita mendapatkan keselamatan, yang mencakup banyak hal, antara lain kehidupan, pengampunan dosa, damai sejahtera, kesembuhan, dan sebagainya. Kita pun memiliki tanda keadilan dan kebenaran sehingga layak memasuki kota Allah yang kudus, yaitu Yerusalem baru. Sebaliknya, jika orang benar kembali melakukan kejahatan, ia harus mati dan dihukum (Yehezkiel 33:13-16, 19). Dengan datang ke Sion, yaitu rumah Tuhan untuk beribadah dan menerima Firman pengajaran-Nya, kita akan beroleh keselamatan dan kehidupan. Amin, haleluya

Kaum Muda yang Tidak Sama Dengan Dunia

Arti judul di atas: tidak meniru, tetapi sudah mengalami satu keubahan/perubahan karena didandani oleh Tuhan melalui firmanNya pada masa-masa yang lampau. Firman Tuhan berkata: Kedatangan Tuhan identik dengan keubahan. Kalau hidup kaum muda selama beribadah tidak mengalami keubahan, ini akan menjadi tanda tanya. Harus mengalami keubahan!

Roma 12: 1-2
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Ibadah itu mengarah pada kesempurnaan. Dimulai dengan dapat membedakan mana yang baik dan jelek, sampai mencapai satu titik yaitu kesempurnaan. Selalu dibaharui dengan mengalami keubahan sehingga tidak sama dengan dunia. Tuhan pasti buka jalan di hari-hari mendatang supaya tidak ragu-ragu lagi. Mengalami keubahan oleh ibadah, yaitu ibadah yang mempersembahkan tubuh ini sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan di hadapan Tuhan. Jika tidak, maka akan menjadi sama dengan dunia dan akan menjadi sasaran antikris. Tetapi anak-anak Tuhan yang mengalami keubahan, dijamin oleh Tuhan bahwa di masa-masa mendatang hidupnya akan benar-benar sukses!

Waktu Tuhan Yesus berumur 12 tahun, Dia pergi ke bait Allah bersama dengan orang tua-Nya. Di situ Dia berdialog dengan alim ulama. Apa artinya? Ia ingin mendapat masukan-masukan tentang ajaran firman Allah. Di situ semakin hari Dia semakin bertumbuh, berhikmat dan bertambah besar, itulah keubahan.

Lukas 2:52
Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.”
Orang yang mengalami keubahan akan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. ‘…makin…’ -> jika dibuat grafik, harusnya semakin meningkat karena suka beribadah, tidak makin merosot. Kebanyakan orang yang datang ke bait Allah hanya datang dan pulang (ayat 44) karena menganggap ibadah sebagai suatu kebiasaan. Tuhan tidak mau kita menjadi kristen karena kebiasaan.

Waktu Yerusalem dikepung, bangsa Israel kalah sehingga semua harta bendanya diambil dan di bawa ke Babel, kepada raja Nebukadnezar. Banyak orang-orang muda yang ditawan dan dijadikan pegawai istana raja. Yang dipilih adalah orang-orang muda dari keturunan raja dan bangsawan, orang-orang yang cakap dan tidak bercela. Tetapi para pemuda ini tidak mau menjadi sama dengan mereka. Daniel berketetapan untuk tidak mau makan/minum apa yang disajikan oleh raja. Ia tidak mau menjadi sama dengan mereka sehingga pemimpin pegawai istana merasa ketakutan. (Daniel 1:1-10)

Daniel 1:12, 15, 17, 19-20
"Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum.
Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja.
Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.
Raja bercakap-cakap dengan mereka; dan di antara mereka sekalian itu tidak didapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya; maka bekerjalah mereka itu pada raja.
Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.”
Daniel tidak mau sama dengan dunia.

Kita baca apa arti ‘sayur’ :

Amsal 15: 17
“Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian.”
‘…sayur..’ artinya adalah kehidupan yang dikuasai oleh kasih Allah. Karena itu merupakan pemberian Tuhan dengan maksud untuk mengubah kehidupan kita. Keubahan itu tidak instant, tetapi proses dari hari ke hari semakin dibaharui dan bertambah-tambah kasihnya, seperti halnya Tuhan Yesus yang makin hari makin dikasihi oleh Allah dan manusia. Tuhan Yesus dan Daniel mengalami keubahan. Itu dimulai dari diri kita sendiri yang ada kerinduan/jeritan dalam diri kita. Harus ada kerja sama. Kalau tidak mau, tentu pembaharuan tidak akan terjadi. Apakah kita mau diubah dan dibaharui oleh Tuhan?! Kalau ya, katakan bahwa kita mau diubahkan, sehingga tidak menjadi sama dengan keadaan dunia yang bertambah hari bertambah menurun karena dunia sedang lenyap.

1 Yohanes 2: 15-17
“Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”
Kaum muda akan tetap hidup selama-lamanya karena melakukan firman Allah!! Firman Tuhan berkata bahwa ibadah itu mengandung suatu janji; untuk hidup sekarang dan hidup di masa yang akan datang, karena hidup kita tidak sama dengan dunia sehingga kita memiliki pandangan yang tajam dan bisa membedakan manakah yang baik dan yang tidak baik, sampai akhirnya mencapai kesempurnaan. Daniel telah membuktikannya, dengan hanya mau mengkonsumsi sesuatu yang mengandung kasih dari Kristus. ‘Air’, adalah sesuatu yang suci. Hidupnya tidak dinajiskan dengan perkara-perkara dari dunia. Dunia saat ini sudah berbeda dengan yang dulu. Dulu tidak ada televisi, tetapi sekarang ada televisi dan memiliki banyak ‘channel’. Mungkinkah kita ada waktu untuk ibadah? Semuanya begitu memikat sehingga kita tidak ada waktu untuk beribadah. Kalau tidak ada waktu untuk ibadah, kapan kita akan mengalami keubahan? Tentunya tidak akan bisa. Karena kita tidak bisa mengubah diri sendiri.

Ibadah ada 3 macam, yaitu mezbah dupa, pelita emas, dan meja roti sajian. Ketiganya harus setiap hari kita alami dalam hidup kita.

Kolose 3: 10
“dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.”
Biarlah kita terus-menerus diubahkan, jangan berhenti sebelum kita memiliki pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya, sampai kita mencapai kemuliaan.

2 Korintus 3: 18
“Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.”
“..semakin besar…”, berarti grafiknya semakin bertambah. Dan kita semua mencerminkan/memandang kemuliaan Tuhan. Jika kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, tentu kita akan menjadi kaum muda yang diberkati.

Kejadian 1: 26-28
“Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”

Kalau kita diubah menjadi serupa dengan gambar wujud Allah, maka kita diberi kuasa untuk menang terhadap segala macam cobaan dari mana pun. Dan berkat itu akan semakin bertambah, hingga beranak-cucu. Bertambah di sini bukan dinilai dari hal materi. Tetapi dinilai dari hal-hal yang rohani sehingga kita menjadi serupa dengan gambar-Nya. Kalau kita tidak memiliki kerinduan, maka nanti pada saat kedatangan Tuhan, kita akan tertinggal!! Jadi semua harus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, pribadi lepas pribadi.

1 Korintus 15: 51-54
“Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.
Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.
Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.”

Maut itu musuh yang terakhir. Dan itu sudah dikalahkan!! Dikalahkan oleh apa? Oleh kehidupan yang telah diubahkan. Waktu nafiri yang terakhir dibunyikan, kita semua akan diubahkan dalam sekejap mata. Saat ini kita juga mulai berlatih untuk diubah lewat ibadah. Jangan kita menjadi sama dengan dunia, baik dalam pemikiran, pendirian, tingkah laku, dan kata-kata. Karena hidup kita harus benar-benar dibaharui. STMJ, apa itu? Saleh, Takut akan Tuhan, Menjauhi yang jahat, Jujur. Itu adalah cermin kehidupan Ayub yang benar-benar diberkati oleh Tuhan. Dia benar-benar kaya, tetapi tidak lupa untuk beribadah. Anak Ayub suka pesta dan lupa beribadah, tetapi Ayub berdoa untuk anaknya. Orang saleh hatinya jujur, tidak sama dengan dunia yang jika pagi berkata ‘tempe’, sore berkata ‘tahu’. Inilah bukti kesucian.
Lalu, jika kita mau ikut Tuhan, apa buktinya? Mau beribadah dan menjauhi yang jahat. Jika kita menjauhi yang jahat, pasti kita akan mendekati yang baik.

Ibrani 10: 24
“Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”
Kita di sini masih diberkati oleh Tuhan sehingga tidak terjadi apa-apa, seperti jaman Sodom dan Gomora. Pada waktu mau dibakar, Abraham langsung berdialog dengan Tuhan. Kalau saja kita ingat pada Tuhan, tidak membiasakan diri untuk tidak beribadah menjelang hari Tuhan; dengan satu kerinduan dan seruan dari hati yang sungguh-sungguh supaya Tuhan menolong untuk selalu dapat menerima makanan rohani, maka Tuhan juga akan benar-benar menolong. Tetapi jika seruan itu semakin hari semakin surut, maka kita akan mengalami kebosanan dan firman Tuhan berkata bahwa ia sudah tiba di depan pintu gerbang maut. Jika saat ini tidak ada seruan, dan saat kedatangan Tuhan ia berseru, maka tidak ada lagi “darah Kristus” untuknya. Dan itu harus dibayar dengan darahnya sendiri, karena ia sudah menghina korban Kristus. Saat ibadah, kita diberikan darah Kristus untuk membaharui dan menyucikan hidup kita.

Mazmur 107: 17-21
“Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka yang berdosa, dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka; mereka muak terhadap segala makanan dan mereka sudah sampai pada pintu gerbang maut.
Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan diselamatkan-Nya mereka dari kecemasan mereka, disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur.
Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia.
Kalau kita sampai muak dengan firman Allah, lalu pencobaan datang bertubi-tubi, maka kita akan merasa sangat tersiksa. Untuk itu, jika saat ini kita mendengar firman Allah, mari kita berkomitmen pada Tuhan untuk berhenti berbuat hal-hal yang tidak berkenan di hati Tuhan. Jika kita bersalah, maka kita harus mengakui dan memohon ampun kepada Tuhan. Biarlah kita bertumbuh dan berkembang. Mengasihi Tuhan mulai dari membaca dan mendengar firman Tuhan dan kita berdoa supaya jika di masa lalu kita gagal, maka tahun ini kita sukses.

Puji Tuhan!

Kamis, November 15, 2007

Kaum Muda Yang Tidak Sama Dengan Dunia

Arti judul di atas: tidak meniru, tetapi sudah mengalami satu keubahan/perubahan karena didandani oleh Tuhan melalui firmanNya pada masa-masa yang lampau. Firman Tuhan berkata: Kedatangan Tuhan identik dengan keubahan. Kalau hidup kaum muda selama beribadah tidak mengalami keubahan, ini akan menjadi tanda tanya. Harus mengalami keubahan!

Roma 12: 1-2
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Ibadah itu mengarah pada kesempurnaan. Dimulai dengan dapat membedakan mana yang baik dan jelek, sampai mencapai satu titik yaitu kesempurnaan. Selalu dibaharui dengan mengalami keubahan sehingga tidak sama dengan dunia. Tuhan pasti buka jalan di hari-hari mendatang supaya tidak ragu-ragu lagi. Mengalami keubahan oleh ibadah, yaitu ibadah yang mempersembahkan tubuh ini sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan di hadapan Tuhan. Jika tidak, maka akan menjadi sama dengan dunia dan akan menjadi sasaran antikris. Tetapi anak-anak Tuhan yang mengalami keubahan, dijamin oleh Tuhan bahwa di masa-masa mendatang hidupnya akan benar-benar sukses!

Waktu Tuhan Yesus berumur 12 tahun, Dia pergi ke bait Allah bersama dengan orang tua-Nya. Di situ Dia berdialog dengan alim ulama. Apa artinya? Ia ingin mendapat masukan-masukan tentang ajaran firman Allah. Di situ semakin hari Dia semakin bertumbuh, berhikmat dan bertambah besar, itulah keubahan.

Lukas 2:52
Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.”
Orang yang mengalami keubahan akan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. ‘…makin…’ -> jika dibuat grafik, harusnya semakin meningkat karena suka beribadah, tidak makin merosot. Kebanyakan orang yang datang ke bait Allah hanya datang dan pulang (ayat 44) karena menganggap ibadah sebagai suatu kebiasaan. Tuhan tidak mau kita menjadi kristen karena kebiasaan.

Waktu Yerusalem dikepung, bangsa Israel kalah sehingga semua harta bendanya diambil dan di bawa ke Babel, kepada raja Nebukadnezar. Banyak orang-orang muda yang ditawan dan dijadikan pegawai istana raja. Yang dipilih adalah orang-orang muda dari keturunan raja dan bangsawan, orang-orang yang cakap dan tidak bercela. Tetapi para pemuda ini tidak mau menjadi sama dengan mereka. Daniel berketetapan untuk tidak mau makan/minum apa yang disajikan oleh raja. Ia tidak mau menjadi sama dengan mereka sehingga pemimpin pegawai istana merasa ketakutan. (Daniel 1:1-10)

Daniel 1:12, 15, 17, 19-20
"Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum.
Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja.
Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.
Raja bercakap-cakap dengan mereka; dan di antara mereka sekalian itu tidak didapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya; maka bekerjalah mereka itu pada raja.
Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.”
Daniel tidak mau sama dengan dunia.

Kita baca apa arti ‘sayur’ :

Amsal 15: 17
“Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian.”
‘…sayur..’ artinya adalah kehidupan yang dikuasai oleh kasih Allah. Karena itu merupakan pemberian Tuhan dengan maksud untuk mengubah kehidupan kita. Keubahan itu tidak instant, tetapi proses dari hari ke hari semakin dibaharui dan bertambah-tambah kasihnya, seperti halnya Tuhan Yesus yang makin hari makin dikasihi oleh Allah dan manusia. Tuhan Yesus dan Daniel mengalami keubahan. Itu dimulai dari diri kita sendiri yang ada kerinduan/jeritan dalam diri kita. Harus ada kerja sama. Kalau tidak mau, tentu pembaharuan tidak akan terjadi. Apakah kita mau diubah dan dibaharui oleh Tuhan?! Kalau ya, katakan bahwa kita mau diubahkan, sehingga tidak menjadi sama dengan keadaan dunia yang bertambah hari bertambah menurun karena dunia sedang lenyap.

1 Yohanes 2: 15-17
“Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”
Kaum muda akan tetap hidup selama-lamanya karena melakukan firman Allah!! Firman Tuhan berkata bahwa ibadah itu mengandung suatu janji; untuk hidup sekarang dan hidup di masa yang akan datang, karena hidup kita tidak sama dengan dunia sehingga kita memiliki pandangan yang tajam dan bisa membedakan manakah yang baik dan yang tidak baik, sampai akhirnya mencapai kesempurnaan. Daniel telah membuktikannya, dengan hanya mau mengkonsumsi sesuatu yang mengandung kasih dari Kristus. ‘Air’, adalah sesuatu yang suci. Hidupnya tidak dinajiskan dengan perkara-perkara dari dunia. Dunia saat ini sudah berbeda dengan yang dulu. Dulu tidak ada televisi, tetapi sekarang ada televisi dan memiliki banyak ‘channel’. Mungkinkah kita ada waktu untuk ibadah? Semuanya begitu memikat sehingga kita tidak ada waktu untuk beribadah. Kalau tidak ada waktu untuk ibadah, kapan kita akan mengalami keubahan? Tentunya tidak akan bisa. Karena kita tidak bisa mengubah diri sendiri.

Ibadah ada 3 macam, yaitu mezbah dupa, pelita emas, dan meja roti sajian. Ketiganya harus setiap hari kita alami dalam hidup kita.

Kolose 3: 10
“dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.”
Biarlah kita terus-menerus diubahkan, jangan berhenti sebelum kita memiliki pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya, sampai kita mencapai kemuliaan.

2 Korintus 3: 18
“Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.”
“..semakin besar…”, berarti grafiknya semakin bertambah. Dan kita semua mencerminkan/memandang kemuliaan Tuhan. Jika kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, tentu kita akan menjadi kaum muda yang diberkati.

Kejadian 1: 26-28
“Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”

Kalau kita diubah menjadi serupa dengan gambar wujud Allah, maka kita diberi kuasa untuk menang terhadap segala macam cobaan dari mana pun. Dan berkat itu akan semakin bertambah, hingga beranak-cucu. Bertambah di sini bukan dinilai dari hal materi. Tetapi dinilai dari hal-hal yang rohani sehingga kita menjadi serupa dengan gambar-Nya. Kalau kita tidak memiliki kerinduan, maka nanti pada saat kedatangan Tuhan, kita akan tertinggal!! Jadi semua harus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, pribadi lepas pribadi.

1 Korintus 15: 51-54
“Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.
Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.
Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.”

Maut itu musuh yang terakhir. Dan itu sudah dikalahkan!! Dikalahkan oleh apa? Oleh kehidupan yang telah diubahkan. Waktu nafiri yang terakhir dibunyikan, kita semua akan diubahkan dalam sekejap mata. Saat ini kita juga mulai berlatih untuk diubah lewat ibadah. Jangan kita menjadi sama dengan dunia, baik dalam pemikiran, pendirian, tingkah laku, dan kata-kata. Karena hidup kita harus benar-benar dibaharui. STMJ, apa itu? Saleh, Takut akan Tuhan, Menjauhi yang jahat, Jujur. Itu adalah cermin kehidupan Ayub yang benar-benar diberkati oleh Tuhan. Dia benar-benar kaya, tetapi tidak lupa untuk beribadah. Anak Ayub suka pesta dan lupa beribadah, tetapi Ayub berdoa untuk anaknya. Orang saleh hatinya jujur, tidak sama dengan dunia yang jika pagi berkata ‘tempe’, sore berkata ‘tahu’. Inilah bukti kesucian.
Lalu, jika kita mau ikut Tuhan, apa buktinya? Mau beribadah dan menjauhi yang jahat. Jika kita menjauhi yang jahat, pasti kita akan mendekati yang baik.

Ibrani 10: 24
“Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”
Kita di sini masih diberkati oleh Tuhan sehingga tidak terjadi apa-apa, seperti jaman Sodom dan Gomora. Pada waktu mau dibakar, Abraham langsung berdialog dengan Tuhan. Kalau saja kita ingat pada Tuhan, tidak membiasakan diri untuk tidak beribadah menjelang hari Tuhan; dengan satu kerinduan dan seruan dari hati yang sungguh-sungguh supaya Tuhan menolong untuk selalu dapat menerima makanan rohani, maka Tuhan juga akan benar-benar menolong. Tetapi jika seruan itu semakin hari semakin surut, maka kita akan mengalami kebosanan dan firman Tuhan berkata bahwa ia sudah tiba di depan pintu gerbang maut. Jika saat ini tidak ada seruan, dan saat kedatangan Tuhan ia berseru, maka tidak ada lagi “darah Kristus” untuknya. Dan itu harus dibayar dengan darahnya sendiri, karena ia sudah menghina korban Kristus. Saat ibadah, kita diberikan darah Kristus untuk membaharui dan menyucikan hidup kita.

Mazmur 107: 17-21
“Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka yang berdosa, dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka; mereka muak terhadap segala makanan dan mereka sudah sampai pada pintu gerbang maut.
Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan diselamatkan-Nya mereka dari kecemasan mereka, disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur.
Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia.
Kalau kita sampai muak dengan firman Allah, lalu pencobaan datang bertubi-tubi, maka kita akan merasa sangat tersiksa. Untuk itu, jika saat ini kita mendengar firman Allah, mari kita berkomitmen pada Tuhan untuk berhenti berbuat hal-hal yang tidak berkenan di hati Tuhan. Jika kita bersalah, maka kita harus mengakui dan memohon ampun kepada Tuhan. Biarlah kita bertumbuh dan berkembang. Mengasihi Tuhan mulai dari membaca dan mendengar firman Tuhan dan kita berdoa supaya jika di masa lalu kita gagal, maka tahun ini kita sukses.

Puji Tuhan!

Rabu, November 14, 2007

Matius 22: 41-46
22:41. Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, kata-Nya:
22:42 "Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?" Kata mereka kepada-Nya: "Anak Daud."
22:43 Kata-Nya kepada mereka: "Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata:
22:44 Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu.
22:45 Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?"
22:46 Tidak ada seorangpun yang dapat menjawab-Nya, dan sejak hari itu tidak ada seorangpun juga yang berani menanyakan sesuatu kepada-Nya.

Orang Farisi gambaran orang Kristen yang hanya memiliki pandangan jasmani, artinya mengikut Tuhan hanya untuk mencari perkara jasmani, hanya puas dengan perkara jasmani.
1 Korintus 15:19
15:19 Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
Kehidupan tersebut adalah orang yang paling malang dari segala manusia sebab tidak mengalami kuasa kebangkitan, tetap dikuasai maut, binasa.

Orang Kristen yang hanya memiliki pandangan jasmani sama dengan Kristen yang buta, hanya tahu Yesus sebagai anak Daud, tidak mengenal Yesus sebagai Tuhan.
Matius 9:27
9:27. Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: "Kasihanilah kami, hai Anak Daud."


Pengertian buta:
1. Secara rohani
a. Tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, tidak mengerti, menolak firman pengajaran, berakhir pada kebinasaan.
2 Korintus 4:3-4
4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Pemberitaan firman ada 2 macam:
- Firman penginjilan, membawa orang berdosa untuk percaya Yesus
- Firman pengajaran untuk mendewasakan


Tidak bisa melihat Yesus, tidak bisa menyembah Tuhan.
Penyembahan yang benar didorong oleh firman pengajaran yang benar.

Praktek Kristen yang buta secara rohani:
a. Minta-minta seperti Bartimeus, artinya menjadi beban bagi orang lain.
Markus 10:46
10:46. Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.

Sebagai anak Tuhan, kita harus bisa memberi, menjadi berkat bagi orang lain.


b. Duduk di pinggir jalan, menjadi Kristen jalanan, tidak tergembala.
Kehidupan tersebut bagaikan pohon ara di pinggir jalan, tidak berbuah; artinya tidak bisa menyenangkan/ memuaskan Tuhan. Akibatnya: hidup dalam kutukan.

c. Memakai jubah yang lama/ kumal.
Markus 10:50
10:50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.
Artinya mempertahankan hidup yang lama. Salah satu bentuknya adalah membenci saudara.
1 Yohanes 2:11
2:11 Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.

Mulai saudara terdekat dalam rumah tangga, kebencian akan semakin meningkat.
Matius 10:21
10:21 Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka.
Kebencian juga terjadi dalam penggembalaan, antar penggembalaan. Tujuannya untuk mencerai-beraikan penggembalaan. Ditandai kebencian, iri hati, dengki, akhirnya tercerai-berai dari tubuh kristus sehingga masuk dalam tubuh Babel, binasa selamanya.

2. Secara jasmani
Artinya banyak ditimpa masalah sampai yang mustahil (seperti orang buta yang mustahil untuk bisa melihat), tidak mungkin diselesaikan.

Cara mengatasi:
Masuk ke dalam rumah dimana ada Yesus sebagai Imam Besar dan Tuhan yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa yaitu rumah pengembalaan. Lewat penggembalaan, pandangan kita ditingkatkan sehingga bisa memiliki pandangan rohani.
Begitu dua orang buta masuk dalam rumah, mereka bisa menjawab “Ya Tuhan”, bukan “Ya Anak Daud”. Artinya pandangannya meningkat menjadi pandangan rohani, maka Yesus menjamah mereka.
Selama pandangan kita hanya pada yang jasmani, kita tidak akan pernah dijamah oleh Tuhan, Gembala Agung.
Matius 9:28-29
9:28 Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya."
9:29 Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu."
Dua orang buta juga menunjuk suami istri, artinya suami istri harus masuk dalam satu kandang penggembalaan, harus satu hati.
Orang buta masuk dalam rumah untuk bertemu Yesus, membutuhkan suatu perjuangan.
Artinya :
- untuk masuk dalam rumah pengembalaan dibutuhkan suatu perjuangan, perjuangan melawan daging yang tidak mau digembalakan.
- masuk rumah penggembalaan dibutuhkan suatu ketekunan, tekun dalam 3 macam ibadah pokok.
Dalam Ruangan Suci terdapat 3 macam alat, menunjuk 3 macam ibadah:
· Pelita emas, ketekunan dalam ibadah raya
· Meja roti sajian, ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab
· Mezbah dupa, ketekunan dalam doa penyembahan.

Ibrani 10:36-37
10:36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
10:37 "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.
Menjelang kedatangan Tuhan kedua kali, kesibukan dan kebutuhan manusia akan semakin bertambah. Seperti dulu bangsa Israel akan keluar dari Mesir untuk beribadah kepada Tuhan, pekerjaannya makin diperberat oleh Firaun.
Tapi hanya satu kebutuhan yang paling utama yaitu ketekunan sebab segala kebutuhan kita sudah tercakup di dalam ketekunan. Di situ kita menerima janji Allah, perlindungan Tuhan, pemeliharaan secara langsung oleh Tuhan sampai kita bisa menanti kedatangan Tuhan kedua kali.


Ibrani 10:38-39
10:38 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."
10:39 Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.
Yang harus dijaga, jangan mengundurkan diri, akan berakhir pada kebinasaan.

Matius 9:28
9:28 Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya."
Dalam rumah/ kandang penggembalaan, ada suara Gembala/ firman Tuhan.
Orang buta menunjuk kehidupan yang tidak berdaya, tidak punya potensi. Namun kalau mau masuk dalam rumah penggembalaan, sungguh-sungguh dalam firman penggembalaan, maka pandangannya bisa ditingkatkan dari pandangan jasmani menjadi pandangan yang rohani, bisa memandang Yesus sebagai Anak Daud (Raja di atas segala raja, Mempelai laki-laki Surga) dan sebagai Tuhan, Imam Besar di sebelah kanan Allah Bapa.
Yesus sebagai Anak Daud yaitu Yesus sebagai manusia, mau mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia.
Yesus sebagai Tuhan berarti Yesus yang bangkit, dapat menolong kita dengan kuasa kebangkitan, menyelesaikan segala masalah.

Kami percaya [ay 28] menunjuk pandangan iman [ay 29] yaitu mempercayakan diri sepenuh pada Yesus, hanya berharap pada belas kasih Tuhan.
Matius 9:29-31
9:29 Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu."
9:30 Maka meleklah mata mereka. Dan Yesuspun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: "Jagalah supaya jangan seorangpun mengetahui hal ini."
9:31 Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.

Maka Yesus sebagai Imam Besar, Gembala Agung mengulurkan tangan, menjamah mata orang buta sampai bisa melihat, artinya:
1. Kita mengalami kuasa untuk menghapus segala kemustahilan, menyelesaikan segala masalah.
Orang yang mengalami jamahan Tuhan bisa terdorong untuk bersaksi, mengagungkan nama Tuhan dan menjadi berkat.
2. Bisa melihat wajah Yesus, menyembah Tuhan.
Jika dijamah oleh Tuhan, pasti bisa melihat Tuhan, tidak memandang yang lain.
Bilangan 6:25-26
6:25 TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
6:26 TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
Hasilnya:
- Kita mengalami kasih karunia yang mengubahkan/ membaharui hidup kita dari manusia daging menjadi manusia rohani, mulai dari wajah/ hati, bisa lemah lembut, rendah hati dan sabar seperti Yesus.
- Mendapat damai sejahtera dan perhentian, bersuasana Firdaus.
Sampai saat Tuhan datang kedua kali, kita diubahkan menjadi sama dengan Tuhan, kita masuk Firdaus yang sesungguhnya/ kerajaan 1000th damai sampai masuk dalam perhentian kekal di Surga.

Beragama yang Rentan Kekerasan

Sejak runtuhnya gedung World Trade Center (WTC) Amerika Serikat yang merenggut ratusan nyawa manusia tak berdosa, hubungan antaragama (terutama Islam-Kristen) di berbagai belahan dunia merenggang. Suasana saling curiga dan tuduh antarumat beragama pun menjadi pemandangan setiap hari dan tak jarang berujung pada pertumpahan darah.

Tulisan ini dimuat dari Jawa Pos, dari rubrik Kajian, Minggu, 23 Jan 2005


Sejak runtuhnya gedung World Trade Center (WTC) Amerika Serikat yang merenggut ratusan nyawa manusia tak berdosa, hubungan antaragama (terutama Islam-Kristen) di berbagai belahan dunia merenggang. Suasana saling curiga dan tuduh antarumat beragama pun menjadi pemandangan setiap hari dan tak jarang berujung pada pertumpahan darah.

Fenomena itulah yang menjadi salah satu faktor, yang melatari dialog internasional antaragama di Jogjakarta (6-7/12) baru-baru ini. Dialog tersebut melibatkan 10 negara ASEAN dan empat negara lainnya, yakni Australia, Selandia Baru, Papua Nugini, dan Timor Timur. Tujuan dialog itu, sebagaimana diungkapkan Dien Syamsuddin, tiada lain adalah untuk mengembangkan saling pengertian dan harmoni di antara komunitas lintas agama di kawasan Asia-Pasifik khususnya dan di dunia umumnya.

Tapi, apakah ketegangan-ketegangan antarumat beragama, seperti kerusuhan di Pattani Thailand, Poso, Palu, Palestina-Israel dan lain-lain, akan bisa reda hanya dengan dialog, yang pesertanya berasal dari elite-elite agama, sementara pelaku tindak kekerasan di akar rumput hampir tidak pernah dilibatkan?

Sulit menjawab pertanyaan tersebut. Sebab, setiap kali ada kekerasan bernuansa agama di tingkat lokal, nasional, regional atau internasional, dengan segera para tokoh lintas agama bertemu dan berdialog untuk mencari solusinya. Tapi, toh kenyataannya kekerasan berbau agama tetap saja terjadi dan terus berulang.

Bagi penulis, dialog lintas agama memang penting, tetapi lebih penting lagi dialog tersebut bisa mengubah sikap beragama seseorang yang cenderung destruktif dan menyulut kekerasan menjadi sikap saling mengasihi dan mengayomi. Menurut penulis, ada beberapa sikap beragama yang semestinya dibuang jauh-jauh dari pemahaman pemeluk agama agar tercipta keharmonisan dan kehidupan saling berdampingan.

Pertama, memperlakukan agama sebagai ideologi. Agama bisa menjadi perekat masyarakat karena memberi kerangka penafsiran dalam pemaknaan hubungan-hubungan sosial, di satu sisi, dan bisa menjadi sumber kekerasan dan perusak tatanan sosial kerena disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau golongan, di sisi lain. Sejauh mana suatu tatanan sosial dianggap sebagai representasi religius yang dikehendaki Tuhan. Masalah tatanan sosial itu akan menjurus ke konflik jika terjadi perbedaan pendapat yang berkaitan dengan masalah ketidakadilan dan kekuasaan.

Apalagi, kalau ada kelompok yang mempunyai pemahaman eksklusif dalam pemaknaan hubungan-hubungan sosial tersebut. Pemaknaan atau penafsiran cenderung menyembunyikan kepentingan-kepentingan pribadi atau kelompok. Penyembunyian kepentingan itu terkait dengan peran ideologi agama, dalam arti sebagai faktor integrasi dan pembenaran dominasi.
Apa yang ditafsirkan dan mendapat pembenaran dari agama adalah hubungan kekuasaan karena setiap tindakan dan setiap kekuasaan selalu mencari legitimasi. (Haryatmoko: 2003).
Kedua, sikap standar ganda. Hugh Goddard, dalam buku monumentalnya, Christians & Muslims: From Double Standards to Mutual Understanding, mencatat, yang membuat hubungan Kristen dan Islam menjadi kesalahpahaman, bahkan menimbulkan suasana saling menjadi ancaman dan permusuhan ialah sikap standar ganda.

Artinya, orang-orang Kristiani atau Islam selalu memakai standar yang berbeda untuk dirinya, yang biasanya standar tersebut bersifat ideal dan normatif untuk agama sendiri, sementara untuk agama lain, menerapkan standar lain, yang lebih realis dan bersifat historis. Melalui standar ganda inilah, muncul prasangka-prasangka teologis, yang memperkeruh hubungan antarumat beragama.

Dalam soal teologi, misalnya, standar yang menimbulkan masalah klaim kebenaran ialah standar bahwa agama kita adalah agama yang paling sejati berasal dari Tuhan, sedangkan agama lain hanyalah konstruksi manusia atau mungkin juga berasal dari Tuhan tapi telah dirusak, dipalsukan oleh ulah manusia. (Munawar Rahman: 2001).

Ketiga, agama dijadikan legitimasi etis hubungan sosial. Sikap tersebut bukan sakralisasi hubungan sosial, tetapi pengklaiman tatanan sosial tertentu yang mendapat dukungan agama tertentu. Identifikasi sistem sosial, politik, ekonomi tertentu dengan dukungan agama tertentu mudah memperkeruh suasana kehidupan beragama dan tak jarang berakhir dengan kekerasan.
Ambil contoh tatanan sosial yang akhir-akhir ini dikampanyekan Amerika Serikat, yakni perang melawanan teroris(me). Bagi sebagian kelompok Islam, kampanye itu tak ubahnya dengan bentuk tatanan sosial yang identik dengan Kristianisme. Karena itu, mereka menolak keras kampanye tersebut. Penolakan itu bukan pertama-tama keberatan terhadap substansi perang melawanan teroris(me), tetapi lebih karena klaim bahwa nilai-nilainya berasal dari agama dan budaya yang berbeda dengan agama yang mereka yakini. Akibatnya, tatanan sosial tersebut bukan menjadi keteduhan hidup, tetapi malah mengarah pada permusuhan dan saling curiga antarumat beragama.

Keempat, klaim kepemilikan agama oleh kelompok sosial tertentu. Pada sikap tersebut, seseorang acap mengidentikkan kelompok sosial tertentu dengan agama tertentu, semisal etnik Jawa atau Aceh yang identik dengan Islam, Bali dengan Hindu, Flores dengan Kristen.
Identitas etnik secara tidak langsung juga digunakan untuk menandai agama atau keyakinan yang dianutnya. Artinya, ketika seseorang berdomisili di kelompok atau etnik tertentu, maka secara otomatis dia dianggap memeluk agama tertentu.

Hal membahayakan dalam sikap itu adalah jika terjadi konflik pribadi atau kelompok karena bisa membuka keran konflik lain, yakni konflik antaragama. Dengan kata lain, konflik lintas agama bukan hanya dipicu perbedaan keyakinan dan agama, tetapi juga dipicu konflik etnik atau kelompok sosial.

Bila empat sikap tersebut melekat kuat dan menghinggapi pemahaman pemeluk agama dalam kehidupan masyarakat, yang multikultural dan multireligion, akan memunculkan sikap fanatisme. Fanatisme, kata Hannah Arendt dalam The Human Condition, adalah bentuk penolakan terhadap yang berbeda dan menjadi lahan subur bagi para pelaku kekerasan yang tak merasa bersalah. Lebih jauh, dia mengatakan, fanatisme adalah musuh besar dari kebebasan.

Carut Marut Dunia Hukum di Indonesia

Penegakkan hukum di Indonesia sudah lama menjadi persoalan serius bagi masyarakat di Indonesia. Bagaimana tidak, karena persoalan keadilan telah lama diabaikan bahkan di fakultas-fakultas hukum hanya diajarkan bagaimana memandang dan menafsirkan peraturan perundang-undangan. Persoalan keadilan atau yang menyentuh rasa keadilan masyarakat diabaikan dalam sistem pendidikan hukum di Indonesia.

Hal ini menimbulkan akibat-akibat yang serius dalam kontek penegakkan hukum. Para hakim yang notabene merupakan produk dari sekolah-sekolah hukum yang bertebaran di Indonesia tidak lagi mampu menangkap inti dari semua permasalahan hukum dan hanya melihat dari sisi formalitas hukum. Sehingga tujuan hukum yang sesungguhnya malah tidak tercapai.

Sebagai contoh, seluruh mahasiswa hukum atau ahli-ahli hukum mempunyai pengetahuan dengan baik bahwa kebenaran materil, kebenaran yang dicapai berdasarkan kesaksian-kesaksian, adalah hal yang ingin dicapai dalam sistem peradilan pidana. Namun, kebanyakan dari mereka gagal memahami bahwa tujuan diperolehnya kebenaran materil sesungguhnya hanya dapat dicapai apabila seluruh proses pidana berjalan dengan di atas rel hukum. Namun pada kenyataannya proses ini sering diabaikan oleh para hakim ketika mulai mengadili suatu perkara. Penangkapan yang tidak sah, penahanan yang sewenang-wenang, dan proses penyitaan yang dilakukan secara melawan hukum telah menjadi urat nadi dari sistem peradilan pidana. Hal ini terutama dialami oleh kelompok masyarakat miskin. Itulah kenapa, meski dijamin dalam UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya, prinsip persamaan di muka hukum gagal dalam pelaksanaannya.


Kebenaran formil, kebenaran yang berdasarkan bukti-bukti surat, adalah kebenaran yang ingin dicapai dalam proses persidangan perdata. Namun, tujuan ini tentunya tidak hanya melihat keabsahan dari suatu perjanjian, tetapi juga harus dilihat bagaimana keabsahan tersebut dicapai dengan kata lain proses pembuatan perjanjian justru menjadi titik penting dalam merumuskan apa yang dimaksud dengan kebenaran formil tersebut. Namun, pengadilan ternyata hanya melihat apakah dari sisi hukum surat-surat tersebut mempunyai kekuatan berlaku yang sempurna dan tidak melihat bagaimana proses tersebut terjadi.

Persoalan diatas makin kompleks, ketika aparat penegak hukum (hakim, jaksa, polisi, advokat) juga mudah atau dimudahkan untuk melakukan berbagai tindakan tercela dan sekaligus juga melawan hukum. Suatu tindakan yang terkadang dilatarbelakangi salah satunya oleh alasan rendahnya kesejahteraan dari para aparat penegak hukum tersebut (kecuali mungin advokat). Namun memberikan gaji yang tinggi juga tidak menjadi jaminan bahwa aparat penegak hukum tersebut tidak lagi melakukakn tindakan tercela dan melawan hukum, karena praktek-praktek melawan hukum telah menjadi bagian hidup setidak merupakan pemandangan yang umum dilihat sejak mereka duduk di bangku mahasiswa sebuah fakultas hukum.

Persoalannya adalah bagaimana mengatasi ini semua, tentunya harus dimulai dari pembenahan sistem pendidikan hukum di Indonesia yang harus juga diikuti dengan penguatan kode etik profesi dan organisasi profesi bagi kelompok advokat, pengaturan dan penguatan kode perilaku bagi hakim, jaksa, dan polisi serta adanya sanksi yang tegas terhadap setiap terjadinya tindakan tercela, adanya transparansi informasi hukum melalui putusan-putusan pengadilan yang dapat diakses oleh masyarakat, dan adanya kesejahteraan dan kondisi kerja yang baik bagi aparat penegak hukum.


Mari kita lihat, apakah kondisi yang sama pada saat ini masih akan kita temui dalam 20 tahun ke depan?

JAWABAN DOA

Pada suatu hari seorang wanita sedang membimbing keponakannya belajar.Tapi tidak seperti biasanya, kali ini keponakannya tidak bisa berkonsentrasi. Ternyata salah satu kelerengnya hilang. Tiba - tiba anak itu berkata, "Bi, bolehkah aku berlutut dan meminta Allah untuk menemukan kelerengku ?"

Ketika bibinya mengizinkan, anak itu lalu berlutut di dekat kursinya, menutup matanya dan berdoa dengan sungguh - sungguh. Selesai berdoa dia bangkit berdiri dan melanjutkan pelajarannya.

Keesokan harinya, bibinya yang takut doa keponakannya tidak terjawab, dan dengan demikian akan melemahkan imannya, dengan khawatir bertanya, "Sayang, apakah engkau sudah menemukan kelerengmu ?"

"Tidak, Bi" Jawab anak itu, "tetapi Allah telah membuatku tidak menginginkan kelereng itu lagi."

Alangkah indahnya iman anak itu. Allah memang tidak selalu menjawab doa kita menurut kehendak kita, tetapi jika kita tulus berdoa, Dia akan mengambil keinginan kita yang bertentangan dengan kehendak-Nya. Maju terus dalam Tuhan, Tuhan Yesus memberkati saudara dan seisi rumah, Amin. Teriring salam dan doa.

KASIH YANG PALING BESAR

Suatu pagi yang sunyi di Korea, di suatu desa kecil, ada sebuah bangunan kayu mungil yang atapnya ditutupi oleh seng-seng. Itu adalah rumah yatim piatu di mana banyak anak tinggal akibat orang tua mereka meninggal dalam perang.

Tiba-tiba, kesunyian pagi itu dipecahkan oleh bunyi mortir yang jatuh di atas rumah yatim piatu itu. Atapnya hancur oleh ledakan, dan kepingan-kepingan seng mental ke seluruh ruangan sehingga membuat banyak anak yatim piatu terluka. Ada seorang gadis kecil yang terluka di bagian kaki oleh kepingan seng tersebut, dan kakinya hampir putus. Ia terbaring di atas puing-puing ketika ditemukan, P3K segera dilakukan dan seseorang dikirim dengan segera ke rumah sakit terdekat untuk meminta pertolongan.

Ketika para dokter dan perawat tiba, mereka mulai memeriksa anak-anak yang terluka. Ketika dokter melihat gadis kecil itu, ia menyadari bahwa pertolongan yang paling dibutuhkan oleh gadis itu secepatnya adalah darah. Ia segera melihat arsip yatim piatu untuk mengetahui apakah ada orang yang memiliki golongan darah yang sama.

Perawat yang bisa berbicara bahasa Korea mulai memanggil nama-nama anak yang memiliki golongan darah yang sama dengan gadis kecil itu. Kemudian beberapa menit kemudian, setelah terkumpul anak-anak yang memiliki golongan darah yang sama, dokter berbicara kepada grup itu dan perawat menerjemahkan, Apakah ada di antara kalian yang bersedia memberikan darahnya utk gadis kecil ini?" Anak-anak tersebut tampak ketakutan, tetapi tidak ada yang berbicara. Sekali lagi dokter itu memohon, "Tolong, apakah ada di antara kalian yang bersedia memberikan darahnya utk teman kalian, karena jika tidak ia akan meninggal!"

Akhirnya, ada seorang bocah laki-laki di belakang mengangkat tangannya dan perawat membaringkannya di ranjang untuk mempersiapkan proses transfusi darah.

Ketika perawat mengangkat lengan bocah untuk membersihkannya, bocah itu mulai gelisah.

"Tenang saja," kata perawat itu, "Tidak akan sakit kok."

Lalu dokter mulai memasukan jarum, ia mulai menangis.

"Apakah sakit?" tanya dokter itu.

Tetapi bocah itu malah menangis lebih kencang. "Aku telah menyakiti bocah ini!" kata dokter itu dalam hati dan mencoba untuk meringankan sakit bocah itu dengan menenangkannya, tetapi tidak ada gunanya. Setelah beberapa lama, proses transfusi telah selesai dan dokter itu minta perawat untuk bertanya kepada bocah itu.

"Apakah sakit?" Bocah itu menjawab, "Tidak, tidak sakit."

"Lalu kenapa kamu menangis?",tanya dokter itu.

"Karena aku sangat takut untuk meninggal" jawab bocah itu.

Dokter itu tercengang! "Kenapa kamu berpikir bahwa kamu akan meninggal?

"Dengan air mata di pipinya, bocah itu menjawab, "Karena aku kira untuk menyelamatkan gadis itu aku harus menyerahkan seluruh darahku!"

Dokter itu tidak bisa berkata apa-apa, kemudian ia bertanya, "Tetapi jika kamu berpikir bahwa kamu akan meninggal, kenapa kamu bersedia untuk memberikan darahmu "

Sambil menangis ia berkata, "Karena ia adalah temanku, dan aku mengasihinya!


Tuhan Yesus lebih dahulu mengasihi kita dengan Kasih Yang paling Besar........AMIN